Membangun Asa dari Akar Rumput, Kopdes Merah Putih di Sambong dan Misi Kemanusiaan untuk Difabel Berat
SAMBONG – Hiruk pikuk pekerja konstruksi mulai terdengar titik-titik desa, menandai dimulainya babak baru ekonomi kerakyatan melalui pembangunan gedung Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih. Namun, di antara pilar-pilar beton yang tengah ditegakkan, terselip sebuah harapan besar, lebih dari sebatas angka pertumbuhan ekonomi, sebuah misi kemanusiaan untuk warga yang paling rentan. Sebagai Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) kategori Dunia Usaha.
Transformasi Ekonomi Berbasis Komunitas
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025, Kopdes Merah Putih bukan sekadar lembaga simpan pinjam biasa. Dengan dukungan pendanaan produktif dari Himbara hingga Rp3 Miliar, koperasi ini dirancang menjadi pusat ekosistem desa. Mulai dari apotek, klinik, hingga gudang cold storage, semuanya bertujuan memutus rantai tengkulak dan mengembalikan kedaulatan ekonomi ke tangan warga.
Bagi wilayah Kecamatan Sambong, kehadiran infrastruktur ini adalah angin segar. Namun, dukungan yang diberikan oleh Unit Dayamas Kemensos RI bukan sekadar dukungan administratif. Ada filosofi mendalam agar koperasi ini tidak hanya "berdaya guna" secara komersial, tapi juga "berhasil guna" secara sosial.
Berharap Dana Sosial 10% untuk Difabel
Ada sebuah pepatah Jawa, "Njagakne endog blorok", yang berarti berharap pada sesuatu yang belum pasti. Namun, bagi para pejuang sosial di garis depan, harapan adalah bahan bakar perjuangan. Dukungan penuh terhadap pembangunan Kopdes Merah Putih ini dibarengi dengan usulan progresif terkait alokasi Sisa Hasil Usaha (SHU).
Jika secara konvensional dana sosial koperasi berkisar di angka 3%, muncul sebuah aspirasi agar Kopdes Merah Putih di wilayah Sambong dan sekitarnya diharapkan mampu mengupayakan alokasi hingga 10% untuk dana sosial. Fokus utamanya, para penyandang disabilitas berat, khususnya penderita cerebral palsy.
Penderita cerebral palsy seringkali menjalani keseharian yang sangat terbatas, di mana seluruh aktivitas hidup mereka hanya berada di area tempat tidur. Kebutuhan akan nutrisi khusus, alat bantu kesehatan, hingga pendampingan medis memerlukan biaya yang tidak sedikit. Di sinilah Kopdes Merah Putih diharapkan hadir sebagai representasi negara dan semangat gotong royong.
Ekonomi Rakyat, Hati Kerakyatan
Kopdes Merah Putih yang digagas Presiden Prabowo Subianto ini memiliki fondasi hukum kuat melalui PMK Nomor 49 dan 63 Tahun 2025. Dengan manajemen yang transparan dan berbasis partisipasi warga, impian untuk menyisihkan sebagian laba demi kesejahteraan difabel berat bukanlah hal mustahil.
Ini adalah perwujudan ekonomi holistik. Saat petani mendapatkan pupuk murah dan nelayan memiliki gudang pendingin, keuntungan yang dihasilkan dikembalikan untuk memuliakan manusia yang paling membutuhkan bantuan. Dengan demikian, Kopdes Merah Putih tidak hanya membangun gedung, tapi juga membangun harapan hidup bagi mereka yang selama ini terpinggirkan.
